Turki dan AS saat ini sedang mengalami ketegangan hubungan berbatu setelah Washington menjatuhkan sanksi pada Menteri Dalam Negeri Suleyman Soylu dan Menteri Kehakiman Abdulhamit Gul karena tidak melepaskan Pendeta Amerika Andrew Brunson, yang menghadapi tuduhan terkait terorisme di Turki.

Juru bicara presiden Turki mengecam AS karena tak pernah mengambil langkah nyata dalam persoalan keamanan nasional Turki.

Bruson dituduh menjadi mata-mata PKK, yang terdaftar sebagai kelompok teroris baik oleh AS, Uni Eropa dan Turki  dan Organisasi Teror Fetullah (FETO), kelompok di balik upaya kudeta yang kalah di Turki Juli 2016 silam.

Putusan pengadilan Jumat mengakhiri gesekan atas kasusnya yang menyebabkan krisis dalam hubungan antara kedua sekutu NATO. Washington menjatuhkan sanksi pada Ankara, yang berekor pada jatuhnya mata uang Turki.

Brunson ditahan pada Desember 2016 dan didakwa di wilayah Aegean, provinsi Izmir karena menjadi anggota Organisasi Teroris Fetullah (FETO), kelompok di balik upaya kudeta yang gagal awal 2016

Beberapa analis percaya bahwa pernyataan Presiden AS Donald Trump setelah pembebasan Pastor AS Andrew Brunson dari penahanan di Turki meningkatkan posisi lira di pasar valuta asing.